Halaman

Pemerkosaan Di Hutan

Tiba-tiba lima orang pemuda menyerang kami, tiga diantara mereka memukul dan menghajarku hingga t ak berdaya, sedangkan dua yang lainya merobek paksa pakaian pacarku hingga telanjang bulat dan memperkosanya secara bergantian. Kejadian ini saya alami 6 bulan yang lalu, waktu itu aku dan pacarku pergi bersama ke suatu hutan dengan maksud untuk mencari suasana baru agar bisa berduan dengan sang pacar. Namun bukannya kenangan indah yang ku dapatkan justru malapetaka yang kutemui disana. Bahkan sampai sekarang pacarku pun tidak mau lagi untuk bertemu dengan ku dan memilih untuk kembali ke kampung halaman meninggalkan kuliahnya.

Namaku Anton, mahasiswa semester IV Universitas Ternama di kota Yogyakarta. Dua bulan sebelum malapetaka itu aq berkenalan dengan seorang gadis yang akhirnya menjadi pacarku. Namanya Winda, wajahnya cantik serta kulitnya putih bersih, dengan rambutnya yang lurus sampai punggung begitu sangat mempesona. Dia tidak begitu tinggi, namun mempunyai tubuh yang padat berisi, sehingga membuatnya sangat seksi. Tidak sedikit pria yang jatuh cinta kepadanya, namun pilihannya jatuh kepadaku. Dia adalah gadis periang sehingga saat dekat denganya membuat suasana menjadi ceria. Bahagianya aq bisa mendapatkan cintanya.

Suatu ketika setelah aq jadian dengannya ketika kami saling bepandangan, sungguh aq sangat mengagumi kecantikanya. Kuberanikan diri untuk meminta sesuatu kepadanya.

“Winda.. kamu cantik sekali.. aq senang bisa menjadi pacar kamu”

Winda pun tersenyum mendengar ucapanku

“Eem.. Winda.. bolehkah aq mencium bibirmu ?”

Harap-harap cemas kalau saja dia akan marah dengan permintaanku ini. Winda diam sejenak, mungkin dia kaget dengan kata-kataku. Selama ini memang belum pernah ada laki-laki yang menciumnya. Meski saat SMA Winda pernah mempunyai pacar namun hanya sebatas berpeganggan tangan saja dan hubungannya ditentang oleh orang tua si cowok. Si cowok pun akhirnya memilih untuk meninggalkan Winda.

“Kamu benar-benar mencintaiku Ton?” kata Winda

Aq pun mengangguk

“Iya sayang.. aq sangat mencintaimu” kataku

Winda pun tersenyum kepadaku dan mulai memejamkan matanya memberi kesempatan padaku untuk segera mencium bibirnya. Angin segar langsung menyelimutiku, saat itu juga kucium bibirnya secara perlahan dan Winda pun membalasnya. Oohh.. sungguh lembut bibirnya, kami saling berpelukan dan menikmati suasana ini. Lidah kami saling bermain dengan disertai gigitan-gigitan kecil pada bibir dan lidah. Kami tidak bertindak lebih jauh hanya sebatas kiss by kiss.

Hingga suatu hari kami berencana untuk pergi ke hutan dengan maksud mencari suasana yang romantis, udara yang sejuk dan alam yang natural. Kami pun sampai di suatu hutan pesisir pantai Yogyakarta, disana kami saling bercanda, saling berkejaran dan bermain air di sebuah sumber air ang tidak terlalu besar sekitar 1 meteran. Dimana air mengalir sangat jernih dari celah bebatuan. Disitu kami duduk berdua saling berangkul-rangkulan dengan kaki terendam kedalam air. Sungguh pengalaman yang indah.

Namun entah dari mana datangya, tiba-tiba lima orang pemuda menyerang kami, dilihat dari penampilanya kemungkinan adalah para pencari kayu di hutan, tiga diantaranya nampak lebih muda sekitar 18 – 20 tahunan, mereka menyeret serta memukuliku membabi buta. Aq terjatuh tak kuasa untuk bangkit berdiri, kurasakan kepalaku berkunang-kunang akibat dari serangan itu. Badanku sakit semua disekitar wajah, kepala serta dada dan terasa mual di perut hingga akhirnya q muntah darah.

“TOLOOOOONG..!!!” kudengar Winda menjerit panjang.

Disana Winda sedang ditarik-tarik oleh dua orang yang tidak ikut memukuliku. Yang satu usianya sekitar 25 tahunan dan satunya lagi sekitar 30’an tahun. Mereka tertawa-tawa menggoda Winda.

“Ha.. ha.. ha.. cantik sekali ini cewek.. nggak sabar ni pengen cepet-cepet ngen**tin dia” kata salah satu dari mereka

“Iya nih.. aq juga” timpal yang lainya sambil menggosok-gosok penisnya sendiri dari luar celana.

Bagai disambar petir hatiku mendengar kata-kata mereka, Winda pacarku akan diperkosa. Sekuat-kuatnya aq pun mencoba berdiri untuk melawan mereka,meski aq tahu tak mungkin mengalahkan lima orang seorang diri. Namun belum sempat untuk berdiri tegak, satu tendangan mengenai perutku. Aq terlempar dan untuk kedua kalinya muntah darah.

“Winda.. Winda..” suaraku lirih menahan sakit

Dua orang mendekatiku, menyeretku pada sebuah pohon dan mengikat tanganku kebelakang dalam posisi duduk, karena memang aq sudah tidak mampu lagi untuk menyangga tubuhku sendiri. Dari situ bisa kulihat jelas dua orang mengerjai Winda. Satu orang memegang kedua tangan Winda kebelakang dan satunya lagi mencoba untuk menciumi leher serta bibir Winda sambil tangannya meremas-remas payudara Winda. Winda menjerit …

“TOLOOOOONG.. ANTON TOLOOOOONG..!!!” Winda menjerit dan menangis

“Ha.. ha.. ha.. kamu mau minta tolong sm siapa nona manis”

“Lihat tuh pacar kamu sekarat disana ha.. ha.. ha..” kata si pemuda 30 th.

Tiba-tiba terdengar suara kesakitan dari mulut pemuda 30 th yang belum sempat berhenti tertawa

“Aaoowwwww.. “

Pemuda 30 th jatuh tersungkur di depan Winda sambil tangannya memegang selangkangannya sendiri

“Aaoowwwww.. aow.. aaoooowww..“

“Brengsek kamu… L0NT3.. ” maki si pemuda 30 th, namun justru disambut tawa oleh teman-temannya

“Ha.. ha.. haaa..”

Ternyata secara refleks tadi Winda telah menendang pemuda didepannya itu tepat mengenai penisnya, sehingga membuat sang pemuda merasa kesakitan sampai perutnya mules-mules. Namun itu justru menjadi teman-temannya menjadi geli melihatnya.

Pemuda 30 th menjadi marah dan langsung memukul Winda tepat di perut Winda.

“Ouucckhh..” seketika Winda langsung lemas namun masih tetap berdiri karena ditahan oleh pemuda 25 tahun yang dari tadi menggapit tubuh dan tangannya kebelang.

Merasa diremehkan pemuda 30 th mengambil pisau lipatnya dari saku celana dan segera merobek kaos Winda dari depan yang waktu itu mengenakan kaos ketat.

BRREETT.. BRREETT.. dua kali sayatan cukup membuat kaos Winda robek depanya sehingga payudara Winda kelihatan masih terbungkus BH warna hitam. Mata si pemuda 30 th tak berkedip sedetikpun melihat belahan dada Winda yang besar, ia melebarkan robekan baju Winda dengan kedua tanganya. Nampaklah jelas Winda memakai BH satu tali yang melingkar kebelakang tengkuknya dengan sedikit bagian saja yang menutupi puting susunya. Tanpa basa-basi si pemuda 30 th menarik paksa BH Winda hingga terlepas, seketika itu mencuatlah payudara Winda keluar. Siapapun lelaki pastilah tak tahan melihat payudara Winda yang masih orisinil, begitu padat dan kenyal belum ada tanda-tanda kekendoran.

“Bangsaaaaaaatttt…!!!” jerit Winda yang selama ini belum pernah memaki orang sekalipun

“He.. he.. he.. apanya yang bangsat L0nt3 hah..” kata pemuda 30 th

“Ohh.. ini tok*t benar-benar istimewa” kata si pemuda 25 th, mengaggumi keindahan payudara Winda.

“Kamu turuti saja semua kemauan kami dan kamu tidak akan kusakiti he..he..” kata pemuda 30 th sambil menggiring Winda ke bebatuan tempat mata air.

“Aq tidak sudi.. JUH..” Winda menolak dan meludah mengenai wajah si pemuda 30 th.

Dengan penuh kemarahan si pemuda 30 th memukul Winda hingga terjatuh kedalam kolam mata air dan segera menarik paksa celana jeans serta CD Winda menyisakan robekan baju yang asih menempel di tubuhnya. Si pemuda 30 th memulai aksinya di ikuti pemuda 25 th, mereka mulai melepas celannya masing-masing.

“Emut nih kont*lku..” kata pemuda 25 th

Pemuda 25 th segera mengarahkan penisnya ke mulut Winda, namun Winda tetap tidak mau untuk membuka mulutnya. Lalu pemuda 25 th menekan hidung mancung Winda hingga tidak bisa bernafas, secara tidak langsung mulut Winda ikut terbuka.

Sleepppp.. segera batang penis itu masuk kemulut Winda

“Aahhhh.. uhh“ pemuda 25 th pun merasa keenakan setelah batang penisya keseluruhan hingga tenggorokan Winda.

“Aacckkhh.. hackh..” Winda tersedak

Tanpa memperdulikan keadaan Winda, si pemuda 25 th semakin bernafsu memaju mundurkan batang penisnya kedalam mulut Winda. Sementara dibagian bawah si pemuda 30 th menjilati vagina milik Winda, lidahnya memain-mainkan IT*L juga menyedot-sedot lubang vaginanya. Winda menggelinjang-linjang berusaha menolaknya dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan kekanan. Namun sia-sia, kedua tangan pemuda itu dengan eratnya menggapit kedua paha Winda,

Setengah jam berlalu mereka mengerjai Winda akhiranya sp pemuda 25 th mempercepat dorongannya dan seketika mengejan menyeburkan spremanya ke dalam mulut Winda. Winda berusaha memuntahkannya namun tertahan oleh batang penis yang masih memenuhi mulutnya dan dengan terpaksa Winda menelannya habis, si pemuda 25 th tertawa merendahkan Winda.

“Ha.. ha.. ha.. bagus sayang, gmn enakkan pej*hku.. he.. he.. “

Winda terbatuk-batuk ketika si pemuda 25 th mencabut penisnya dari mulutnya. Si pemuda 30 th yang dari tadi penisnya sudah mengeras kini berusaha memasukan senjatanya kedalam vagina Winda. Meskipun susah awalnya akhirnya penis pemuda 30 th masuk juga menembus rahim Winda. Darah segar mengalir dari vagina Winda, kehormatan Winda telah direnggut paksa oleh si pemuda 30 th.

Sementara tiga pemuda yang telah menghajarku segera menghampiri Winda dan melepas celananya masing-masing. Nampak batang-batang penis mereka sudah mengeras dengan ukuran yang berbeda-beda dari 17 – 25 cm. Salah satu dari mereka segera mengarahkan penisnya ke dalam mulut Winda, dan yang lainya meremas-remas payudara Winda. Si pemuda 30 th pun sudah tidak tahan ingin ejakulasi akhirnya mempercepat gerakan penisnya dan menyeburkan spermanya ke dalam vagina Winda.

“Ohh.. oh.. oh.. aq mau keluar sayang oh.. oh..” dan sperma pun memenuhi rahim Winda.

Setelah si pemuda 30 th menydahi permainannya dilanjutkan oleh ketiga pemuda yang menghajarku tadi secara bergantian memperkosa Winda hingga akhirnya pun mereka berejakulasi. Ada yang menyemburkan spremanya kewajah Winda juga dalam vagina Winda. Winda pingsan tak sadarkan diri.

Setelah mereka semua puas memperkosa Winda mereka segera bergegas meninggalkan kami dengan membawa dompet serta sepeda motor sportku. Tak lupa mereka melepas pakain robek yang masih menempel di tubuh Winda hingga Winda telanjang bulat dan membawa semua pakain kami pergi. Mereka pergi dengan tetap meninggalkanku telanjang terikat pada sebuah pohon, sementara aq sendiri tidak berdaya melihat pacarku Winda pingsan di depanku.

Selang beberapa lama lewat dua orang petugas pengamanan hutan dan melihat kami. Mereka terkejut dengan kondisi kami yang telanjang bulat. Aq pun menjelaskan kejadiannya, namun anehnya ada sesuatu yang tidak beres dengan tingkah laku mereka justru tersenyum mendengar ceritaku. Lalu mereka saling berpandangan seolah-olah merencanakan sesuatu, mereka berbalik memandangi Winda yang telanjang bulat dan salah satu dari mereka mengangkat Winda ke pundaknya, pergi membawa Winda tanpa berkata-kata. Entah apalagi yang akan dialami Winda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar