Halaman

Pemerkosaan Para Penagih Hutang Bag 2

Setelah puas memperkosa Lisa pak Wijaya memanggil kedua bodyguard-nya Alex dan Negro untuk bergantian menikmati tubuh Lisa. Alex dan Negro segera menghampiri Lisa setelah sebelumnya mengikat pak Hartono ayah Lisa di sebuah kursi dengan tujuan agar pak Hartono tetap dapat melihat anaknya diperkosa.

Lisa yang saat itu masih menangis segera dibalikan tubuhnya oleh kedua bodyguard pak Wijaya hingga sekarang posisi Lisa adalah menungging. Si Negro segera melepas sisa pakaian yang masih menempel pada tubuh Lisa yaitu baju dan rok SMU Lisa hingga telanjang bulat. Pantat Lisa yang memang bulat blat membuat mata lelaki disitu melotot tak terkecuali ayah Lisa. Bagaimanapun juga ayah Lisa adalah lelaki normal yang setelah ditinggal pergi oleh istrinya tidak pernah melampiaskan hasrat biologisnya.
"Lihatlah Hartono, anakmu benar-benar istimewa .. ha..ha..ha.." kata pak Wijaya begitu senangnya memperlihatkan anaknya yang telanjang bulat dihadapan sang ayah.
"Biadab kamu Wijaya" kata pak Hartono memaki pak Wijaya
Plakk .. satu tamparan keras mengenai pipi kiri pak Hartono
"Terserah apa katamu, sekarang nikmatilah pertunjukan bokep anakmu itu ha..ha.." kata pak Wijaya
Pak Hartono sangat menyesali dahulu telah meminjam uang kepada pak Wijaya yang renternir itu, sekarang anaknyalah yang menjadi korban.

Kedua bodyguard pak Wijaya segera melepas celana-nya masing-masing. Tampaklah batang-batang penis mereka yang memang sudah membesar sedari tadi ketika melihat pak Wijaya memperkosa Lisa pertama kalinya.
Alex berada didepan wajah Lisa langsung menyuruh paksa Lisa untuk mengoral batang penis Alex yang sangat besar.
"Ayo emut kont*lku, cepat" paksa Alex sambil mengarahka batang penisnya kearah mulut mungil Lisa
Sleeppp .. masuk juga batang penis Alex hingga kerongkongan Lisa membuat Lisa tersendak dan berasa ingin muntah.
"em..em..em" hanya itu suara yang terdengar dari mulut mungil Lisa yang penuh dengan batang penis Alex.

Sementara dari belakang Si Negro sibuk mengobok-obok lubang vagina milik Lisa dengan jari-jari tangannya.
"em..em..emm" Lisa tak bisa berkata-kata
Puas dengan permainan tangannya Si Negro segera mengambil posisi siap tempur. Si Negro melebarkan kaki Lisa membuat vagina sedikit terbuka memudahkan Si Negro dalam serangannya.
"aakkkhhhhhh..." jerit Lisa tertahan menerima hujaman senjata Negro masuk menembua liang rahimnya.
"Ohhh..nikmat sekali tem**kmu sayang .. diantara pelacur-pelacur yang pernah ku ent*t tem**kmu ini yang paling istimewa sayang" kata Si Negro keenakan memaju mundurkan batang penisnya dalam vagina Lisa.

Betapa sakit hasi Lisa mendengar ucapan Si Negro yang menyamakannya dengan pelacur. Tetapi itulah yang sedang terjadi terhadap Lisa. Vagina dan mulutnya tersumbat oleh batang-batang para bodyguard pak Wijaya.
"Gimana Harto, itulah akibatnya kamu selalu menunda-nunda hutangmu, nikmati saja pertunjukan ini" kata pak Wijaya
15 menit berlalu kini Si Negro dan Alex mencoba permainan lain. Alex duduk disofa, dan Negro mengangkat Lisa keatas tubuh Alex dan segera memasukan batang penis Alex kedalam vagina Lisa.
"Ohh.. betul juga katamu Negro, ini tem**k nomor satu" kata Alex merasakan kenikmatan vagina Lisa
Negro segera melangkah mengambil bodylotion yang memang sudah ada didepan meja kaca dan segera melumuri pantat Lisa tepat pada lubang anusnya.
"Hei, apa yang kamu lakukan" kata Lisa ketakutan
Namun secepatnya disumbat dengan ciuman Alex yang berada dibawah Lisa sambil tangannya meremas-remas payudara Lisa yang bergelantungan.
"Jangan takut sayang, kamu akan menikmati ini" kata Si Negro
Secara pelan Negro segera mengarahkan penisnya ke arah anus Lisa.
"Ohh.. sempit sekali ini, sampai kon**lku nggak bisa masuk"
"aakkhhhh...." Lisa menjerit sejadi-jadinya, ia merasakan sakit yang luar biasa setelah Negro berhasil menembus lubang pantat Lisa
"Ohh..ohh.." Negro keenakan. Tangannya juga tak henti-hentinya meremas pantat dan payudara Lisa dari belakang.

Setengah jam kemudian tampak mereka sudah tak tahan menahan ejakulasinya. Alex yang sedari tadi memompa vagina Lisa dari bawah langsung mengejan kuat-kuat menyemburkan spermanya kedalam rahim Lisa
"Ohh my God..oh..oh" Alex menghentak-hentakan penisnya kedalam vagina Lisa sedalam-dalamnya. Saat itu juga Lisa merasakan getaran yang hebat hingga akhirnya juga ia mengejang menandakan dia juga telah orgasme
"Ha..ha..ha..enakkan sayang" kata Alex kepada Lisa
Lisa terdiam malu karena tanpa disadarinya naluri kewanitaan telah membawanya kepuncak kenikmatan.

"Lihat .. lihat Hartono, anakmu begitu menikmatinya .. ha..ha.. dasar pelacur" ejek pak Wijaya

Sekarang giliran Negro yang sudah tidak tahan ingin berejakulasi dan segera menyemburkan spermanya kedalam anus Lisa hingga sebagian sprema Negro keluar menetes lewat anus Lisa
"Oohhh... nikmat sekaliii..." Negro menahan sejenak batang penisnya dalam lubang pantat Lisa, menikmati pijatan-pijatan kecil pantat Lisa
"Uuhhh.. kamu benar-benar istimewa Lisa" kata Negro segera mencabut penisnya dari anus Lisa
"auww.." kata Lisa merasakan nyeri saat Negro mencabut batang penisnya

Mereka menyudahi permainannya, lalu Alex melangkah mendekati bosnya sambil berbisik-bisik ditelinga pak bos
"Hhmmm.. boleh juga itu Lex" kata pak Wijaya manggut-manggut tanda ia setuju dengan apa yang dibisikkan Alex
"Negro..!!" kata pak Wijaya
"Siap bos.." jawab Negro
"Coba kau buka itu celana Hartono" perintah bosnya
Segera Negro mendekati pak Hartono dan melepas celana pak Hartono hingga menampakkan batang penis pak Hartono

"wOw..wOw..wOw.. kamu ngaceng juga ya melihat anakmu diperkosa .. ha..ha.."
"Dasar orang tua munafik" ejek pak Wijaya
"Tapi kamu tidak usah khawatir, karena kamu juga akan menikmatinya" kata pak Wijaya
"Apa..ja..jangan lakukan itu" jawab pak Hartono
"Bawa Lisa kemari !!" perintah pak Wijaya
Segera Alex mengangkat Lisa menuju tempat ayahnya diikat pada sebuah kursi
"Anak manis, sepertinya ayahmu ingin juga merasakan tem**kmu itu sayang" kata pak Wijaya halus
"Ha..ha..ha" kedua bodyguard pak Wijaya tertawa
"Okey.. sekarang kamu emut tu kon**l bapakmu"
"C E P A T" perintah pak Wijaya

Dengan terpaksa Lisa pun akhirnya mengulum penis bapaknya yang besarnya tidak kalah dengan para penagih hutang.
Sambil menangis Lisa memaju mundurkan mulutnya mengoral penis ayah sendiri
"Li..lisa..jangan lakukan itu.. akkhhhh" kata pak Hartono melarang Lisa namun ia merasakan merinding sekujur tubuh setelah sekian lama ia tidak merasakan sentuhan seorang wanita. Pak Hartono tak kuasa menikmati kelembutan bibir Lisa menggosok-gosong batang penisnya.
"Ha..ha..ha.. enakkan Hartono.. terus..teruskan saja.." kata pak Wijaya tertawa-tawa begitupun para bodyguard-nya
"Oh..oh.. hentikan Lisa.. hentikan ..." pak Hartono memohon kepada anaknya untuk segera menghentikkan tindakkannya
Namun Lisa tak memperdulikannya, Lisa merasa sudah terlambat semuanya, ia sudah kotor dan hancur.
"Sekarang kamu naiki bapakmu" perintah pak Wijaya
Lisa pun menurut tanpa dipaksakan dan segera membimbing penis ayahnya memasuki vaginanya
Tindakannya ini membuat para penagih hutang tertawa senang
"Ha..ha..ha..pelacur..pelacur"
"Ayo genjot itu kon**l bapakmu sampai muncrat .. ha..ha..ha" seru pak Wijaya

Akhirnya Lisa pun memompa penis bapaknya dengan cepat.
"Uhh ..aahh.. uh..uh..ahhhhhh" entah Lisa yang merasa ketagihan atau bagaimana membuat Lisa mencengkram bapaknya kuat-kuat dan akhirnya Lisa orgasme diikuti juga sang ayan yang tidak tahan dengan goyangan Lisa akhirnya memuntahkan spermanya bersamman dengan orgasme Lisa
Plok .. plok ..plok terdengar suara tepuk tangan pak Wijaya melihat bapak dan anak saling berhungan
"Bagus .. bagus .. kalian cocok sekali menjadi bintang porno .. ha..ha.." kata pak Wijaya

Lisa menangis memeluk ayahnya
"Maafkan Lisa ayah" bisik Lisa perlahan
"Ini salah bapak nak, bapak telah menghancurkan harapan dan masa depanmu" kata pak Hartono meneteskan air mata

"Ok, cukup"
"Sekarang kalian bawa Lisa kekamar mandi"
"Buat dia bersih" perintah pak Wijaya kepada bodyguard-nya
Akhirnya setelah Lisa dimandikan dan berpakain lengkap Lisa dibawa paksa pergi oleh pak Wijaya untuk selanjutnya dijual kepada seorang germo ternama di kota itu.

Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar